Aman Abdurahman: Aksi Kekerasan Surabaya Dosa Besar dan Tidak Diridhoi Allah


0
5
JAKARTA – Pernyataan terdakwa kasus terorisme Bom Thamrin, Aman Abdurrahman, saat membacakan pledoi dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menjadi viral.
Pimpinan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) itu menyebut hanya orang sakit jiwa dan tidak paham tuntunan jihad yang melakukan serangan bom di Surabaya.
Menanggapi hal tersebut, Bakir Ihsan pengamat politik UIN Jakarta menilai penyataan Aman itu bukanlah suatu bentuk rekayasa atau taktik untuk mendapat hukuman ringan. Sebaliknya, Aman menunjukkan konsistensi ideologisnya yang menentang penyerangan brutal melibatkan anak-anak.
“Itu (pledoi) semacam petunjuk atau perintah bagi kelompok pro ISIS untuk menghentikan serangan teror. Bahwa mereka salah memahami jihad selama ini,” katanya kepada wartawan, Sabtu (26/5).
Menurut Bakir banyak pengikut ISIS di Indonesia yang menjadi pengikut ajaran Aman setelah membaca tulisan-tulisannya. Bahkan sebagian mengatakan Aman tidak bertemu langsung dengan pengikutnya yang melakukan aksi teror.
“Mereka terpengaruh dari tulisan, tapi semua itu jadi mentah sekarang sehingga mereka ini harusnya insaf,” tegasnya.
Ia mengatakan, ada beberapa kejadian terkait serangan bom terhadap gereja yang terindikasi dipengaruhi oleh ajaran Aman Abdurrahman. Salah satunya, serangan terhadap gereja di Samarinda dan terakhir serangan gereja di Surabaya.
“Tapi pledoi itu jadi himbauan terbuka agar pengikut Aman ini jangan lakukan seperti itu lagi,” ungkapnya.
Oleh karena itu, ia berharap pasca dibacakannya pledoi tersebut para pengikut ISIS di Indonesia betul-betul mengindahkan ajaran pimpinannya. Meskipun di dalam tubuh kelompok pengikut ISIS terdapat friksi, setidaknya, pledoi aman mampu meredam aksi terorisme, terutama yang selama ini terpanggil berjihad melalui rekaman kajian dan tulisan Aman.
“Tapi jangan juga hanya terpusat pada kelompok aman. Harus antisipasi juga kelompok lain,” pungkasnya.
Sebelumnya, dalam tulisan pledoi yang tersebar dan dibacakan, Aman Abdurrahman menyatakan serangan bom terhadap orang kafir, seperti tempat ibadah umat Nasrani, yang tidak mengganggu umat Muslim apalagi dengan melibatkan anak-anak jelas melanggar ajaran Islam.
“Rasul kami mengajarkan bahwa umat Islam yang hidup di negara kafir semacam ini yang berdampingan dengan penduduk yang berlainan agama yang tidak mengganggu atau memerangi kaum Muslimin agar tidak mengganggu umat agama lain itu baik jiwa maupun hartanya,” tulis Aman.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ketahuan Bolos Sekolah, Siswa SMA di Nasehati Polisi

Perkuat Silaturrahmi, Polres Tanjungpinang Buka Bersama Organisasi Jurnalis